03/09/10

CARI AKHWAT = CARI OBAT

“Akh, ada yang bisa cariin ana akhwat, gak?”

“???????”

“E… maksudnya buat temen ana. Si ucup setelah lulus sekolah Mau nikah.”

“Huhhh.. ente nih, ngomong gampang banget. Minta cariin akhwat dah kaya minta cariin obat!”

Sekiranya demikian dialog singkat namun menggugah selera yang terlontar dengan renyah di bibir para Ikhwan sehabis mentoring di sebuah tempat yang penuh kenangan dan yang selalu ane rindukan. Yang pasti dari apa yang di bicarakan tersebut, tercetuslah satu statement “nyari akhwat dah kaya nyari obat”. Beberapa detik kemudian setelah kalimat itu keluar, ane berfikir ada benarnya juga statement tersebut. Setridaknya ada beberapa persamaan antara akhwat dan obat ( jangan melihat hal ini dengan mata negatif ya, ambil aja hikmahnya hehe J )

Sekiranya demikian dialog singkat namun menggugah selera yang terlontar dengan renyah di bibir para Ikhwan sehabis mentoring di sebuah senja yang membuncah dari tempat yang penuh hikmah. Yang pasti, dari apa yang dibicarakan tersebut, tercetuslah satu statement “nyari akhwat dah kaya nyari obat”. Beberapa detik setelah kalimat itu keluar, ane berfikir ada benarnya juga statement tersebut. Setidaknya ada beberapa persamaan antara akhwat dan obat (jangan melihat hal ini dengan kaca mata negatif, ya. Ambil hikmahnya aja. Hehe):

Sama-Sama Menyembuhkan Penyakit.

Bedanya, kalau obat menyembuhkan penyakit fisik, sedangkan akhwat menyembuhkan penyakit MTK alias Malarindu Tropi Kangen yang sebelumnya diawali dengan gejala ‘BPKB’ alias Butuh Perhatian, Kedamaian, dan Belaian. (cieilaa ^^)


Ikhwan (laki-laki) konon adalah makhluk yang berhati tegar, anti lembek hati, dan kokoh dalam menahan beban kehidupan. Makhluk inilah yang juga konon menjadi tempat sandaran dan berlindung, bagai pohon rindang yang menjadi tempat berteduh di kala gersang. Namun siapa sangka, ternyata sosok ini pulalah yang mudah goyah kekuatannya oleh sosok lembut bernama akhwat (wanita). Kalau sudah begitu, bisa dipastikan bahwa ikhwan tengah menderita virus ‘merah jambu’ dan harus segera diobati. Lantas apa obatnya? Tentu saja akhwat. Karena akhwat yang menyebabkan hati ikhwan gundah, maka akhwat pulalah yang dapat menjadi penawarnya.

Namun dalam hal ini, selayaknya mencari dan menggunakan obat pada umumnya, pada ‘obat’ ini pun ada poin-poin yang harus diperhatikan.

Cocok-Cocokan.

Tidak selalu obat yang sama cocok kepada semua orang. Cocok atau tidak dapat ditentukan dari pemahaman diri. Hal ini penting sekali, karena jika salah-salah obat bukannya sembuh malah makin parah sakitnya! Pun demikian dalam memilih akhwat.

Tidak semua akhwat cocok dengan ikhwan manapun, begitu pula sebaliknya. Maka dari itu sebelum memilih akhwat, hendaklah memperhatikan bebet, bibit, dan bobotnya. Jangan karena bagus kemasannya, lantas tanpa pikir panjang langsung memilihnya. Seperti memilih obat pula, lihat dulu komposisinya, efek sampingnya, dan kadaluarsanya. Artinya jangan sampai memilih tanpa tahu kekurangan dan kelebihannya. Maka tatkala kita sudah paham luar dalamnya, bukankah kita akan lebih ikhlas meminum obatnya? Dan bukankah keikhlasan mendatangkan rahmat-Nya? Jangan sampai ada penyesalan di hari kemudian.

Namun jangan khawatir, Allah SWT itu Maha Adil. Dia tidak akan mendzholimi hamba-Nya, kecuali hamba-Nya itu sendiri yang berbuat dzholim kepada dirinya sendiri. Allah SWT akan mempertemukan ikhwan dan akhwat yang seusai kapasitasnya sebagaimana memberikan obat kepada pasien sesuai dosisnya. Artinya barang siapa yang sholeh, maka akan dipertemukan dengan akhwat yang sholehah (wah temen ane sensitive bener kalo udah denger kata akhwat sholehah,akhwat idol hahaha); barang siapa yang jahat, maka akan dipertemukan dengan akhwat yang jahat pula; dan lain sebagainya.

Gunakan Sesuai Aturan

Semua ada aturannya, termasuk menggunakan obat. Kalau obat harus sesuai anjuran dokter, maka akhwat harus sesuai anjuran Islam. Anjuran-anjuran tersebut dibuat untuk kebaikan dan kesembuhan. Jangan sampai yang didapatkan hanyalah kesembuhan sesaat, bukan kesembuhan sejati. Untuk itulah harus ditaatinya aturan-aturan yang telah ditentukan.

Hal ini misalnya, gunakan pada waktunya. Waktu di sini mengacu pada prasyarat dalam kematangan diri, baik lahir mau pun batin, sebelum menerima ‘obat’. Aturan lainnya adalah tidak boleh melebihi dosis karena akan berakibat buruk jika diri ini tidak mampu ‘menanganinya’.

Jangan Coba-Coba

Buat sehat kok coba-coba?

Buat bahagia kok coba-coba?

Pilih akhwat jangan sampai coba-coba, karena hasilnya juga akan coba-coba. Namun dewasa ini kerap sekali perbuatan coba-coba yang dilakukan oleh sepasang muda-mudi yang biasa dikenal sebagai pacaran. Perbuatan ini cukup buruk. Selain bukan akhlak Islam, perbuatan ini juga akan membuat hati ini tidak perawan lantaran telah sering disinggahi oleh banyak hati yang bukan mahromnya. Jangan sampai kita memberikan hati yang tidak perawan kepada pasangan hidup kita nantinya. Jika kembali dianalogikan sebagai obat, maka pacaran adalah obat sementara penawar sakit. Bukan obat sebenarnya. Cepat atau lambat akan sakit kembali. Apabila seperti ini terus, maka tubuh akan memberikan proteksi kepada obat-obat yang pernah digunakan, sehingga obat tersebut tidak dapat efektif menyembuhkan. Dan ketika kita terbiasa pacaran, yang artinya sudah terbiasa berganti-ganti dambaan hati, maka ketika muncul cinta sejati ia tidak akan bisa merasakan nikmatnya cinta pertama kembali.

Obat yang benar bukanlah pacaran, melainkan langsung pada cara yang tepat, yaitu menikah. Dengan cara yang benar seperti ini, penyakit tidak akan hilang dengan tuntas dan tidak ada penyakit lain jika memang diniatkan beribadah karena Allah SWT. Efek yang ditimbulkannya pun akan menyehatkan dan menyegarkan.

Semua ada waktunya. Cari akhwat pun ada waktunya, semua terkait dari syarat dan kapasitas ikhwan dalam mencari akhwat. Pilihan untuk mengkhitbah akhwat adalah pilihan yang matang dan bukan lagi main-main.

Yakinlah, semua akan indah pada waktunya, yeah!

Jika Sakit Berlanjut, Hubungi Dokter

Sebuah penyakit akan hilang 100% setelah meminum obat. Pada teorinya memang demikian. Namun jika tidak diimbangi dengan menjaga kesehatan dan mengikuti pola hidup sehat maka tidak menutup kemungkinan penyakit itu akan muncul lagi.

Lalu dengan apa menjaga kesehatannya? Serahkanlah pada yang ahlinya. Bisa kepada senior-senior yang lebih dulu berpengalaman dalam cinta. Atau bisa kepada konsultan cinta yaitu guru-guru spiritual yang dapat dipercaya. Namun dari segala dokter cinta yang ada, pastikan untuk rutin chek up kepada Allah SWT, sehinga hati ini selalu tenang dan nyaman.

Jangan lupa juga untuk mencontoh Rosulullah SAW, sosok teladan no.wahid yang tidak akan tergeser peringkatnya sampai kapan pun. Ikuti bagaimana Rosulullah SAW menjaga hubungan dengan isteri-isteri dan keluarganya dengan penuh cinta dan berkah sebagai ibadah kepada Allah SWT.

Dan jika masih terdapat gangguan, yakinlah bahwa Allah SWT tengah menguji hamba-Nya dengan penuh cinta.

Allahu’alam…

^_^

Sumber : http://www.bukanorangsuci.co.cc/2010/04/20/cari-akhwat-cari-obat/

Teka Teki Mantra Sihir Harry Potter

berhubung sebentar lagi film harpot yg terakhir keluar dan kebetulan ane suka sama ni film..
yah ane iseng2 aja dehahaha ngpost tentang harpot..
so cekidot

 
Wingardium Leviosa! Expelliarmus! Alohomora! Ingin tau apa arti sebenarnya dari mantra-mantra sihir di dunia Harry Potter?
harryPotter_Gobletcover
Para Harry Potter freaks pasti udah tau apa yang akan terjadi kalo kita mengacungkan tongkat sihir sambil berseru, “Avada Kedavra!”. Atau mantra apa yang harus diucapkan kalo kita pengen membuka pintu yang terkunci (”Alohomora!”).

Tapi pernah kepikiran nggak sih, kalo J.K. Rowling, pencipta Harry Potter, ternyata nggak asal bikin mantra aja? Semua mantra sihir yang digunakan di Hogwarts ternyata ada origin alias asal usulnya, yang rata-rata berasal dari bahasa Latin.

Accio

Mantra ini digunakan untuk memanggil barang. “Accio gelas”, dan gelas pun akan terbang ke arahmu. Dan seterusnya. Kata ‘Accio’ ternyata berasal dari bahasa Latin yang artinya ‘Aku memanggil.’

Avada Kedavra

Mantra paling jahat yang bisa membunuh lawan. Orang tua Harry Potter tewas akibat mantra ini. Dalam bahasa Aramaic, ‘Avada Kedavra’ berarti ‘I will destroy as I speak’. Bunyinya mirip dengan ‘Abracadabra’, yang merupakan mantra kuno dari abad kedua yang sering dipakai untuk memanggil roh halus dan meminta perlindungan.

Crucio

Ini juga mantra jahat yang biasa dipakai untuk menyiksa. Dalam bahasa Latin, ‘crucio’ artinya ’saya menyiksa’.

Expecto Patronum

Mantra penghasil patronus, satu-satunya makhluk yang bisa mengusir Dementor. Lagi-lagi mantra ini diambil dari bahasa Latin yaitu ‘expecto’ yang artinya ‘menunggu/berharap’, dan ‘patronus’ yang artinya ‘pelindung’. Jadi kurang lebih expecto patronum itu artinya ‘menunggu datangnya pelindung’.

Expelliarmus

Ini nih mantra andalan Harry Potter saat bertempur. Fungsinya adalah untuk melepaskan tongkat sihir dari tangan musuh. Diambil dari bahasa Latin ‘expellere’ yang artinya ‘mengeluarkan atau melepaskan’, dan ‘arma’ yang artinya ’senjata.’

Impedimenta

‘Impedimenta’ dalam bahasa Latin artinya ‘halangan’. Mantra ini biasa dipakai untuk membuat rintangan demi memperlambat pergerakan musuh.

Lumos

‘Lumos’ artinya ‘cahaya’. Mantra inilah yang dipakai kalo mau membuat ujung tongkat sihir kita menyala layaknya lilin.

Rictusempra

‘Sempra’ berasal dari kata ’sempre’ yang artinya ’selalu’, sedangkan ‘rictum’ artinya mulut atau rahang yang terbuka. Rictusempra ini dipakai untuk membuat musuh jadi terus menerus tertawa.

Sectumsempra

Ini justru kebalikan dari rictusempra. Efeknya bukan ketawa, tapi luka-luka, karena dalam bahasa Latin, ’sectum’ artinya ‘melukai atau mencederai’.

Stupefy

Ini juga salah satu mantra yang sering digunakan saat perang, soalnya efeknya nggak melukai. Cuma bikin bingung dan linglung aja. Wajar sih, soalnya dalam bahasa Inggris, ’stupefy’ artinya ‘linglung’.

Wingardium Leviosa

Ini adalah salah satu mantra yang diajarkan pada murid-murid Hogwarts di tahun pertama. Fungsinya untuk membuat sebuah benda jadi terangkat mengambang di udara. Asal katanya adalah gabungan dari bahasa Inggris dan Latin.

Wingardium berasal dari kata wing (bahasa Inggris) yang artinya sayap, dan arduus (bahasa Latin) yang artinya langit. Sedangkan leviosa berasal dari bahasa Latin, levare, yang artinya mengangkat atau mengambil.

sumber : http://indobestseller.wordpress.com/2009/09/13/teka-teki-mantra-sihir-harry-potter/

Saat Iblis Bertamu Kepada Rasulullah SAW

nih salah satu artikel kesukaan ane..

baca langsung aja deh insyallah bermanfaat,amin..

Iblis Terpaksa Bertamu Kepada Rasulullah  SAW

(dari Muadz bin Jabal dari Ibn Abbas)

Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman  seorang sahabat Anshar, tiba-tiba terdengar panggilan seseorang dari  luar rumah: “Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan  membutuhkanku.”
Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang  memanggil?”
Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih  tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah  bersamanya.” 
Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku membunuhnya wahai  Rasulullah”.
Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah  kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih  baik bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan oleh Allah  untuk ini,  pahamilah apa yang hendak ia katakan dan dengarkan dengan  baik.”
Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka,  ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut  seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya  seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu  para hadirin…”
Rasulullah SAW lalu menjawab:  “Salam hanya  milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa  keperluanmu?”
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas  kemauanku, namun karena terpaksa.”
“Siapa yang  memaksamu?”
Seorang malaikat dari utusan Allah telah mendatangiku  dan berkata:
“Allah  SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukkan  diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. jawabalah  dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau  berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup  angin.”
“Oleh  karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku  berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh.”

Orang Yang Dibenci Iblis

Rasulullah  SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau kau benar jujur,  siapakah manusia yang paling kau benci?”
Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah mahkluk  Allah yang paling aku  benci.”
“Siapa  selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan dirinya mengabdi  kepada Allah SWT.”
“lalu siapa  lagi?”
“Orang Aliim dan wara’  (Loyal)”
“Lalu siapa  lagi?”
“Orang  yang selalu  bersuci.”
“Siapa  lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah  mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”
“Apa tanda  kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya  kepada orang lain selama 3  hari, Allah akan memberi pahala orang -orang  yang sabar.”
” Selanjutnya  apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”
“Apa tanda  kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan  mengeluarkannya juga dari tempatnya.”
“Orang seperti apa Abu  Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam  Islam.”
“Umar bin  Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
“Usman bin  Affan?”
“Aku  malu kepada orang yang  malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali bin Abi  Thalib?”
“Aku  berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan  aku melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap Allah SWT)

 

Amalan Yang  Dapat Menyakiti Iblis

“Apa yang kau rasakan  jika melihat seseorang dari umatku yang hendak  shalat?”
“Aku  merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x  kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku  berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia  berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku  seperti orang gila.”
“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”
“Jika ia  bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku  dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya.  Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak  akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam  musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan  pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan  Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan  tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam – diam.”
“Apa yang dapat menusuk  matamu?”
“Shalat fajar.”
“Apa yang dapat memukul  kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”
“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”

 

Manusia Yang Menjadi  Teman Iblis

Nabi  lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai  Iblis?”
“Pemakan riba.”
“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”
“Siapa teman  tidurmu?”
“Pemabuk.”
“Siapa  tamumu?”
“Pencuri.”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”
“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan  cerai.”
“Siapa  kekasihmu?”
“Orang  yang meninggalkan  shalat jumaat”
“Siapa manusia yang paling  membahagiakanmu?”
“Orang  yang meninggalkan shalatnya dengan  sengaja.”

 

Iblis Tidak Berdaya Di  hadapan Orang Yang Ikhlas

Rasulullah SAW lalu  bersabda : “Segala puji bagi Allah  yang telah membahagiakan umatku dan  menyengsarakanmu.”
Iblis segera menimpali:
“Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia  dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan  mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga  hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua.  Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang shaleh, kecuali hamba  Allah yang  ikhlas.”
“Siapa orang yang ikhlas  menurutmu?”
“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa  barang siapa yang menyukai  emas dan perak, ia bukan orang yang  ikhlas. "
"Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan  dirham, tidak suka pujian  dan sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku  meninggalkannya. "
"Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan  dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh  padaku.”

 

Iblis Dibantu oleh 70.000 Anak-Anaknya

“Tahukah kamu  Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak memiliki  70.000 syaithan.
Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk  menggangu anak – anak muda, sebagian untuk menganggu orang -orang tua, sebagian untuk  menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -anakku juga aku tugaskan  kepada para Zahid.
Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah. tanpanya,  manusia tidak akan  mengantuk pada waktu shalat berjamaah.
Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu di  mata orang yang sedang  mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur dan pahalanya  terhapus.
Aku punya anak yang senang berada di lidah manusia, jika seseorang melakukan  kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan  terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku dan syaithan  duduk di pinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang  memandanginya.”
Syaithan juga berkata, “keluarkan tanganmu”, lalu  ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun menghiasi  kukunya.
“Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan berubah dari satu  kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda  manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.
Akhirnya  mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada  rahib yang telah beribadat  kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya  hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”

 

Cara Iblis Menggoda

“Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari  diriku?
Akulah mahluk pertama yang berdusta.
Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa  bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau  Muhammad?
Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan nama Allah  bahwa aku benar – benar menasihatinya.
Sumpah dusta adalah  kegemaranku.
Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba)  kesenanganku.
Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk  menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan  walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata – kata  cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu  hingga hari kiamat. jadi semua anak – anak zina dan ia masuk neraka  hanya karena satu kalimat, CERAI.
Wahai Muhammad, umatmu  ada yang suka mengulur  ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikan padanya  waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya hingga ia  melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya  kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat.  Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri dan kananmu’, iapun  menoleh. pada saat iatu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya  serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’
Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam  shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia  untuk bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang mematuk beras.
jika ia  berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjamaah, aku ikat lehernya dengan  tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkannya  sebelum imam.
Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan  wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.
Jika ia berhasil  mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika  ia tidak menutup mulutnya  ketika mnguap, syaithan akan masuk ke dalamdirinya, dan membuatnya  menjadi bertambah serakah dan gila dunia.
Dan iapun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku  memerintahkan orang miskin  agar meninggalkan shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib shalat, shalat hanya  wajib untuk orang yang  berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau  shalat.’
Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil  meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan  menjadikanku debu.
Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira  dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari  islam?”

 

10 Hal  Permintaan Iblis kepada Allah SWT

“Berapa hal  yang kau pinta dari  Tuhanmu?”
“10  macam” 
“Apa  saja?”
“Aku  minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia,  Allah mengizinkan.”
Allah berfirman,
“Berbagilah dengan manusia dalam  harta dan anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali  tipuan.” (QS Al-Isra :64)
“Harta yang  tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga makan dari  makanan haram dan yang  bercampur dengan riba, aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama  Allah.
Aku minta  agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan  istrinya tanpa berlindung dengan Allah, maka setan ikut bersamanya dan  anak yang dilahirkan akan  sangat patuh kepada syaithan.
Aku minta agar bisa ikut bersama  dengan orang yang menaiki  kendaraan bukan untuk tujuan yang halal.
Aku minta agar Allah menjadikan kamar  mandi sebagai rumahku.
Aku minta agar Allah menjadikan pasar  sebagai masjidku.
Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai  Quranku.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk sebagai teman  tidurku.
Aku minta agar Allah memberikanku saudara, maka Ia  jadikan orang yang  membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.”
Allah  berfirman,
“Orang  -orang boros adalah  saudara – saudara syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).
“Wahai Muhammad,  aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara  mereka tidak bisa  melihatku.
Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk  mengalir dalam aliran darah manusia.
Allah menjawab, “silahkan”,  dan aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat.
Sebagian besar manusia  bersamaku di hari kiamat.”
Iblis berkata : “Wahai muhammad,  aku tak bisa menyesatkan  orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikan dan  menggoda.
Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorangpun…!!!
Sebagaimana  dirimu, kamu tidak bisa  memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang menyampaikan  amanah.
Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir  pun di muka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab  untuk orang yang telah ditentukan sengsara.
Orang  yang bahagia adalah orang  yang telah ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.”
Rasulullah SAW lalu  membaca ayat :
“Mereka akan terus  berselisih kecuali orang  yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 -  119)
juga membaca,
“Sesungguhnya  ketentuan Allah pasti berlaku” (QS Al-Ahzab :  38)
Iblis lalu  berkata:
“Wahai Muhammad Rasulullah, takdir  telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para  nabi dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin  mahluk  mahluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si  celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku  sampaikan kepadamu. dan aku tak  berbohong.”
Sampaikanlah risalah ini kepada saudara-saudara kita, agar mereka mengerti dengan benar, apakah tugas-tugas dari Iblis atau Syaithan tsb. Sehingga kita semua dapat mengetahui dan dapat mencegahnya dan tidak menuruti bisikan dan godaan Iblis atau Syaithan.
Mudah-mudahan dengan demikian kita dapat setidak-setidaknya membuat hidup ini lebih nyaman dan membuat tempat serta lingkungan kita lebih aman.

sumber : http://www.apakabardunia.com/post/religi-islam/saat-iblis-bertamu-kepada-rasullah-saw

01/09/10

INSPIRING WOMEN : Ibu HJ Endang Yuli Purwati

Nih cuy artikel pertama yg mau ane share adalah tentang : IBU ENDANG YULI PURWANTI
Ane sengaja menjadikan artikel tentang bu yuli ini jadi artikel yg istimewa, jadi artikel pertama kali yg ane post, karna jujur aja ane kagum sama beliau..
karna beliau merupakan sosok yang sangat di luar biasa di mata ane cuy, knp bgtu ane kagumi? karna beliau sosok yg begitu nyata, sosok nyata seorang ibu yg sangat peduli terhadap anak2 di zaman seperti ini yg kebanyakan orang sibuk dengan urusan dunia.
ada banyak hikmah dan hal menarik yg bisa ane ambil dari rumah beliau salah satunya yaitu, setiap ane ke rumahnya, rumahnya dengan bisu mengingatkan ane untuk senantiasa selalu bersyukur atas semua keadaan yg ane alami, rumahnya bagi ane bisa jadiin pembangkit keimanan ketika ane sedang futur, mantep benerdahahah..
rumahnya aja udah banyak memberikan banyak hikmah dan hal yg menarik bagi ane, apalagi yg punya rumahnya?
kepribadian, sifat beliau dan setiap kata2 beliau sangat lah menarik bagi ane..
entah mengapa setiap beliau berkata-kata, selalu 'mengena' di hati ane, bagi ane setiap cerita yg beliau lontar kan adalah mutiara..
beughh ceritanya mantep banget lah cuy, terutama cerita tentang pengalaman, riwayat hidup beliau dan cerita tentang asal usul anak2 beliau..
dan perilaku beliau yg paling ane kagumi adalah perilakunya beliau yg tidak pernah ngeluh!
Subhanallah..
Beliau lah yg menginspirasi ane untuk tidak pernah mengeluh dalam keadaan apapun, karna Allah tidak mungkin memberikan cobaan yg ga sanggup kita hadepin,betul?
(geus ah curhatna sakitu we, saeutik we mun loba2 engke jadi alay akkaka)
nih ada segelintir cerita tentang ibu kita yg tercinta

“Anak Siapapun, Mereka Mutiara – Mutiara Ciptaan Allah”
Endang Yuli Purwanti

Tahun 2001, saya hendak melahirkan anak keempat. Saat itu, usia saya menginjak  42 tahun. Angka yang memiliki risiko tinggi untuk melahirkan anak. Ditambah lagi, saya berada  dalam kondisi yang kurang baik. Karena pada saat saya melahirkan anak ketiga, saya sempat  kritis dan mengalami koma akibat serangan asma. Selain itu, sebelum hamil anak keempat ini saya pernah jatuh yang mengakibatkan tulang ekor saya retak. Sebelumnya dokter menyarankan  kepada saya untuk menghindari kehamilan karena akan membuat saya lumpuh. Tapi ternyata, Allah  memiliki kehendak lain. Tiga tahun kemudian saya hamil lagi.

Begitu tahu saya hamil, suami dan anak-anak saya panik. Apalagi anak kedua saya. Katanya dia takut punya ibu tiri. Waktu itu, dia masih duduk di bangku SD. Dia melihat salah seorang temannya yang punya ibu tiri menjadi tidak terurus dan sering dimarahi. Saya kumpulkan anak- anak di ruang tamu. Saya bicara pada anak-anak, bahwa mereka harus senang punya  adik lagi. Dan kalau pun saya harus menghadap Allah, dan ayah mereka harus menikah lagi maka pasti ibu itu adalah orang yang baik karena ayah adalah orang yang baik.

Saya juga menanamkan tentang sikap ber-huznudzan (berbaik sangka) terhadap orang lain. Sebenarnya, saat menjelaskan itu, saya pun juga takut. Tapi ini harus saya sampaikan karena saya ingin sikap berpikir positif sudah tertanam dalam benak mereka sejak kecil. Sehingga, mereka akan terbiasa berpikir bahwa Allah sayang kepada mereka, dan Allah itu ternyata baik.

Pada usia menjelang 43 tahun, kekhawatiran dalam diri saya akan risiko kehamilan semakin menjadi. Tapi ada keyakinan  dalam diri saya, bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan saya dan bayi dalam kandungan saya.  Karena itu ketika hamil pun saya masih melakukan berbagai macam aktivitas seperti mengajar,  memberi les kepada anak-anak, menyiapkan nilai, menyetir sendiri bahkan berenang pun masih saya lakukan. Alhamdulillah, selama 9 bulan kehamilan tidak ada kendala seperti yang  dikhawatirkan banyak orang.

Menjelang kelahiran, saya sudah pasrah dan menyerahkan segalanya pada Allah. Saat akan masuk  ke ruang operasi, tiba-tiba semua hapalan saya hilang. Dan hanya ada satu doa yang paling saya  ingat pada waktu itu, “Rabbi adkhilni mudkhola sidqi, wa akhrijni mukhroja sidqi waja’alli  milladunka sulthonan nashiira” (Ya Tuhanku, masukkanlah aku tempat masuk yang benar dan  keluarkan pula aku tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang  dapat menolongku). Berulang kali saya membaca doa itu. Usai operasi saya tidak merasakan sakit sama sekali. Saya dan suami pun heran, karena pada operasi sebelumnya saya sampai tidak bisa tidur.

Alhamdulillah, lahir dengan selamat anak keempat dengan jenis kelamin perempuan. Saya memberinya nama ‘Salsa’. Lengkap sudah kebahagiaan saya, dengan dua orang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan. Ditambah lagi, kepala sekolah di tempat saya mengajar memberikan saya  kesempatan cuti selama 3 bulan. Padahal jatah cuti saya sudah habis saat anak ketiga lahir. Kepala sekolah memberikan saya waktu untuk kembali memulihkan tenaga.




Tentu saja, saya merasa sangat bersyukur kepada Allah. Tapi apa bentuk rasa syukur saya? Saya  teringat surat di dalam Al Qur’an yang berisi tentang rasa syukur. “Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk  dirinya sendiri.” Dan di dalam Al Qur’an, Allah juga bilang, barangsiapa yang bersyukur maka akan ditambah nikmatnya.

Sebagai wujud syukur, saya mengadakan aqiqah putri keempat. tapi, setelah itu saya merasa masih ada yang kurang.

Ketika banjir yang melanda Jakarta pada tahun 2002, saya dan ibu-ibu majelis ta’lim  mengumpulkan dana untuk membeli obat-obatan untuk korban banjir. Pada saat banjir itu, saya  sering melihat di televisi banyak anak-anak yang terserang penyakit. Setelah melakukan aktivitas sosial itu, saya merasa masih ada yang kurang.

Pada saat nonton televisi itulah, saya seringkali melihat tayangan-tayangan berita kriminal. Ada banyak berita tentang bayi dibuang,  bayi ditemukan, atau bayi ditinggalkan orang tuanya. Semakin melihat, jiwa saya semakin tidak  tenang. Di situlah terpikir dalam benak saya untuk mengasuh mereka. Akhirnya saya minta izin kepada suami tentang keinginan saya itu. Tapi suami menggelengkan kepala. Sebenarnya bukan  tidak boleh, tapi waktu itu kondisi saya tidak memungkinkan. Saya harus berkonsentrasi mengurus Salsa, karena dia juga amanah.

Suatu hari, Salsa jatuh dari tempat tidur. Saya bawa dia ke paraji (dukun bayi) untuk diurut. Pada saat mengurut Salsa, paraji memberi tahu saya bahwa ada anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya. Saya minta izin pada suami untuk merawat anak itu, tapi suami tidak mengizinkan. Akhirnya anak itu dirawat oleh teman saya. Lalu saya dapat informasi lagi dari poliklinik, ada bayi yang ditinggalkan oleh ibunya. Saya minta izin suami untuk merawat bayi itu, suami tetap tidak meng-izinkan. Begitu terus sampai lima kali saya mendapat kabar tentang bayi yang ditelantarkan orang tuanya. Yang lebih menyakitkan hati saya, ada diantara anak itu yang masuk ke dalam panti asuhan non Muslim, padahal orang tuanya adalah seorang Muslim. Sesal memenuhi  dada saya. Tapi justru hal ini membuat saya semakin bersemangat untuk segera meng-asuh bayi- bayi terlantar itu.

Suatu waktu, saya bilang kepada suami saya bahwa sudah lima anak yang kita tolak untuk diasuh. Dan salah satunya masuk ke dalam panti asuhan non Muslim. Saya takut, jika nanti datang yang keenam dan ditolak juga, bisa jadi Allah nanti akan menghukum kita. Di televisi saja saya melihat orang menemukan bayi berebut untuk mengurusnya, kenapa kita tidak.

Suami saya yang seorang pembimbing jamaah haji berangkat ke tanah suci. Ketika akan  melakukan tawaf wada, suami mendapat tausiyah dari seorang ustadz bahwa Allah berada di tengah-tengah kaum dhuafa. Saat berputar mengelilingi Ka’bah suami berdoa, “Ya Allah  kalau memang Engkau berada di tengah-te-ngah kaum Dhuafa, dekatkanlah saya pada mereka.” Pada hari di mana suami berdo’a itu, saat itu juga saya mendapatkan bayi dari paraji. Karena waktu itu saya ke sana. Mengurutkan Salsa yang jatuh saat berlari-lari di sekitar rumah.

Di sini saya benar-benar merasakan bahwa Allah telah mengatur segala sesuatu sesuai dengan waktunya. Ketika saya mendapatkan bayi, saya tidak berani mengatakan kepada suami. Akhirnya saya hanya berani SMS. Lewat SMS itu, saya bilang ada tamu di rumah, dan Insya Allah membawa keberkahan.  Suami saya bertanya siapa tamunya. Saya diam, bi ngung menjawabnya. Saya mencari kata-kata yang  tepat untuk membalas SMS. Tiba-tiba SMS datang, ternyata dari suami saya. “Bayi ya?” tanya  suami.  Saya pun mengiyakan pertanyaannya.

Saat pulang, suami saya menanyakan keadaan bayi yang saya beri nama Muhammad Azzam. Setelah  digendong sebentar dan didoakan, suami saya memanggil saya ke kamar. Dia  mengatakan ada syarat yang harus saya penuhi jika ingin mengasuh anak-anak ini.

Yang pertama tidak boleh mengeluh. Kedua, tidak boleh minta sumbangan dan yang ketiga, harus adil antara anak kandung dengan anak asuh. Saya merasa itu bukan syarat yang mudah untuk saya jalani, tapi Insya Allah saya mampu untuk menaati syarat itu.

(Achmad Badawi Rifai, suami Endang Yuli Purwati atau yang akrab disapa Ummi Yuli ini  menjelaskan tentang latar belakang syarat yang diajukan kepada istrinya tersebut. Syarat yang  pertama, tidak boleh mengeluh. Menurut Badawi, butuh konsistensi untuk mengurus anak-anak.  Tidak bisa hanya sebentar. “Makanya butuh keikhlasan untuk melakukan ini. Karena batasan  keikhlasan seseorang itu adalah mengeluh,” ujarnya. Syarat yang kedua tidak boleh meminta sumbangan.  “Saya adalah pengurus suatu pesantren yang menampung anak-anak yatim piatu. Di sana saya  melihat dana merupakan masalah yang sangat krusial. Salah satu cara untuk mendapatkan dana  adalah dengan meminta bantuan. Saya tidak ingin, anak-anak ini tumbuh dari hasil meminta- minta,” tegas Badawi kepada Tarbawi. Selain itu menurutnya, meminta-minta belas kasih orang  itu sangat menyiksa batin, dan tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Syarat yang ketiga  adalah harus adil antara anak kandung dengan anak asuh. Badawi menjelaskan bahwa masalah adil  ini masih sangat sulit. “Hati saya bergejolak jika ada anak-anak yang tidak saya ikut sertakan makan di restoran,”ungkapnya. Badawi sendiri merasa yakin, bahwa istrinya akan mampu menjalani hal ini dengan memegang prinsip tersebut. “Saya tidak mungkin akan mengajukan syarat jika istri  saya tidak bisa menjalani,” papar pria berusia 55 tahun ini).

Alhamdulillah, saya benar-benar bisa menjalani ketiga syarat itu. Dan ternyata ada banyak hal  yang baru saya sadari dengan prinsip tersebut. Ternyata dengan kita tidak banyak mengeluh,  Allah telah memberikan saya banyak kemudahan. Mengeluh itu bagi saya adalah batasan orang yang  tidak sabar. Dan orang yang tidak sabar, akan jauh dari Allah. Innalaha ma’a ashabirin (sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar). Atau ketika saya berusaha untuk tidak  meminta-minta dalam keadaan apa pun. Rasulullah sendiri bilang tangan di atas lebih baik dari  pada tangan di bawah.

Saya masih berusaha keras untuk bisa berlaku adil kepada mereka.  Waktu itu pernah saya membuatkan susu untuk sembilan orang anak. Dengan takaran yang  sama, dan isi gelas yang sama. Semua gelas berwarna merah, tapi hanya ada satu yang berwarna  biru. Saya tidak menyangka bahwa anak-anak akan berebut mengambil gelas warna biru. Di sini  saya melihat, adil itu adalah sebuah kebutuhan. Semua anak ingin diperlakukan istimewa dengan  mengambil gelas warna biru. Ada banyak hikmah yang saya ambil dari anak-anak. Dan semuanya  mengalir begitu saja, tanpa saya harus membaca dan menghapal teori.

Pertama kali saya bertemu dengan Azzam, lalu Bakir, Saina dan Putri. Sampai sekarang paling tidak ada 16 orang anak asuh yang tinggal di rumah saya. Rata-rata usia mereka 6 bulan sampai 6 tahun. Dulu ada sekitar 20 orang anak, tapi ada orang tua yang datang meminta kembali anaknya. Ada diantara mereka yang lahir karena perkosaan, akibat pergaulan bebas dan kondisi perekonomian orang tua yang sudah tidak mampu.  Malah beberapa anak ada yang diantar sendiri oleh orang tuanya. Saya pun mensyaratkan foto kopi KTP dan surat nikah, agar mudah mengurus akte kelahiran anak-anak. Namun ada juga yang sampai sekarang tidak ada yang punya akte, karena saya belum ketemu dengan orang tuanya.

Ada yang pernah mengejek saya, mereka bilang saya orang gila karena mau mengambil anak-anak itu untuk diasuh. Ada juga yang bilang saya kurang kerjaan. Tapi tidak saya ambil hati perkataannya. Saya sengaja tidak memasang papan nama seperti layaknya penampungan anak, karena saya tidak mau anak-anak merasa tertekan. Dan rumah saya bukan panti asuhan.

Saya pernah berada dalam kondisi keuangan yang cukup mengkhawatirkan. Selama sekitar tiga tahun pertama merawat Azzam, gaji saya hanya Rp 600 ribu setelah dipotong hutang-hutang. Saya harus bisa kelola untuk membeli susu anak-anak saya semuanya. Saya benar-benar merasakan bahwa keluhan itu tidak akan pernah memperbaiki masalah, yang ada hanya menambah beban saja. Saya tidak boleh mengeluh, apapun kondisi-nya. Alhamdulillah, dengan begitu banyak bantuan dari teman-teman yang datang. Bahkan saya dipertemukan dengan sese-orang yang membuatkan saya rumah dua lantai di sebuah perumahan untuk tempat anak-anak berteduh. Saya benar-benar mensyukuri hal ini. Ditambah lagi, semenjak suami saya pensiun, kami mengelola beberapa rumah makan di Bandung. Ternyata memang benar, mereka anak-anak pembawa berkah.

Memang rumah saya tidak besar dan rasanya sulit untuk menampung semua anak-anak itu. Tapi dengan kebesaran hati, saya mampu meletakkan mereka hingga memenuhi rongga dada saya. Saya sudah tidak mikir lagi ini anak siapa asalnya dari mana, yang saya tahu mutiara-mutiara ini adalah ciptaan Allah. Dan tidak ada di  antara ciptaan-Nya yang sia-sia. Kalaupun suatu hari nanti mereka merasa disia-siakan, maka tugas kamiadalah mengarahkannya. Karena kita bertemu dari rasa syukur, maka saya akan  menanamkan padanya nilai-nilai syukur dengan cara yang mereka pahami. Karena saya ingin mereka menjadi orang-orang yang bersyukur dan tidak marah dengan apa yang terjadi pada diri mereka. Dan yang bisa membuat mereka seperti itu adalah dengan mendidiknya sebaik mungkin dengan Al Qur’an. Alhamdulillah, banyak dari mereka yang sudah banyak hapalan Al Qur’an-nya.

Mendidik dengan anak-anak dengan Al Qur’an sudah jadi komitmen saya dengan suami. Misalnya, ketika mengajarkan mereka untuk tidak membuang-buang makanan. Saat mereka makan tidak habis atau tercecer, saya akan mengingatkan mereka untuk menghabiskan makanan, karena Allah tidak suka orang yang berlebihan.

(Ketika anak-anak diberi penjelasan oleh Yuli tentang tidak boleh membuang makanan, dua orang anak asuhnya yakni Azzam dan Saina langsung melafalkan dibarengi dengan isyarat isi surat di dalam Al A’raf ayat 31 yang berbunyi, “…kuluu wasrabu wa la tusrifu…” yang artinya makan dan minumlah kamu dan janganlah kamu berlebih-lebihan.).

Saya sama saja seperti ibu yang lain, akan kesal jika anak susah diatur. Tapi saya sangat berusaha keras untuk tidak memukul. Saya punya cara sendiri bagaimana menghukum mereka. Jika mereka susah diatur, saya suruh mereka duduk di kursi dan diam paling tidak 15 menit. Tidak boleh turun dari kursi dan tidak boleh bermain. Bagi seorang anak kecil yang naluri ingin bermainnya sangat kuat, tentu itu tidak mudah. Sebelumnya saya pun juga suka memukul dan mencubit, tapi setelah saya baca sebuah buku yang menceritakan tentang seorang anak kecil yang mengenang kembali memori masa kecilnya akibat perlakuan orang tuanya, membuat saya berhenti menggunakan tangan untuk menghukum mereka. Dulu saya pikir setelah kelahiran Salsa, saya akan berhenti menyanyi “cicak-cicak di dinding”. Tapi nyatanya sampai sekarang, saya masih tetap menyanyikan lagu itu. (tertawa).

Jika suatu hari mereka bertanya kepada saya tentang kondisinya saat ini, saya sudah menyiapkan jawabannya. Agar kelak mereka tidak marah dengan apa yang dilakukan orang tuanya. Saya tidak ingin memutus ikatan darah antara orang tua dan anak, saya ingin anak-anak tetap mencari keberadaan orang tua kandungnya. Apapun kodisinya. p

Seperti dituturkan Endang Yuli Purwati kepada Purwanti dari Tarbawi

di rumahnya di Kopo, Bandung.

Berikut nama anak2 ibu yuli :
Aki Galau Boemi
Junie Riantoe R
Muhammad Syaqib Asqolani Rifai
Rasyidah Nur Khairani Rifai
Bayu Ghulam Ahmad
Andika Pratama
Salsabila Nur Karimani Rifai
Muhammad Azzam
Putri Rachmawati Azzahra
Muhammad Baqir
Muhammad Daffa
Butsaina Azzahra
Risma Azzahra
Naurah Azzahra
M. Hilmi
Imtinan Azzahra

gmn cuy? mantepkan..
Semoga bermanfaat dan bisa mengispirasi cay cuy sekalian untuk jadi sosok yg lebih baik dan jadi sosok yg peduli terhadap anak2..
Di tunggu komennya tentang bu yuli, atau mau meninggalakan pesan, saran, masukan,kritikan silahkan di antos :D
Wassalam..

sumber :http://sekolahmenulistarbawi.com/?p=422